Berita tentang tawuran pelajar, tawuran antar suku, serta bullying kerap menghiasi pemberitaan layar kaca Indonesia. Seolah tidak ada rasa kapoknya, pelajar-pelajar atau bahkan mahasiswa-mahasiswa terus tawuran tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi dari tawuran tersebut.
Menurut artikel yang dilansir oleh Tempo.co, setidaknya dalam jangka waktu bulan Agustus 2012-September 2012 ada lima orang yang tewas akibat tawuran pelajar [1]. Tentu hal tersebut bukanlah angka yang sedikit. Ini merupakan kejadian yang sangat memilukan bagi bangsa Indonesia. Bagaimana tidak, pelajar yang seharusnya menjadi tonggak kemajuan peradaban Indonesia di masa depan malah terbunuh sia-sia. Dampaknya pun tidaklah sesederhana yang mereka pikirkan, karena dari lima orang tersebut tentu masing-masing memiliki keluarga dan teman-teman. Beruntung jika keluarga dan teman-temannya mampu menahan rasa ingin balas dendam, nah, bagaimana jika tidak?
Beberapa peneliti telah memperoleh kesimpulan bahwa, tingginya tingkat kenakalan remaja maupun dewasa bisa dimulai dari tayangan-tanyangan yang ada di media TV (terutama sinetron). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bambang Sugiarto, tanyangan sinetron di Indonesia mengandung lebih banyak nilai negatif diantaranya yaitu pornografi (pacaran, kekerasan dalam pacaran/rumah tangga yang berlandaskan hubungan seks, erotisme, dll), sikap hidup hedonisme (glamour) yang mencerminkan hidup mewah, penggunaan hidup mewah, dan kekayaan.[2].
Televisi memang memberikan pengaruh yang luar biasa besar terhadap perliku masyarakat. Hal tersebut dikarekan media TV bisa dijangkau dengan mudah oleh masyarakat mulai dari kalangan rendah sampai atas. Selain itu, media juga memberikan pengaruh yang masal. Satu tanyangan televisi, bisa disaksikan oleh puluhan juta pasang mata dengan demikian dampaknya akan cepat tersebar. Anda mungkin masih ingat dengan tren ciyus, miapah? yang begitu booming karena disebarkan melalui media.
Sejumlah tanyangangan televisi tidak bermutu sebetulnya sudah sering di ditegur oleh KPI. Komisi penyiaran tersebut rutin merilis daftar tanyangan yang bermasalah dan anda bisa melihat daftarnya disini. Sering KPI mengeluarkan pemberhentian sementara dari acara suatu televisi dengan alasan bisa memberikan pengaruh yang negatif terhadap perilaku masyarakat. KPI juga pernah memberikan himbauan kepada seluruh stasiun televisi untuk tidak menayangkan rekaman tawuran antar pelajar.
Selain ada tanyangan tidak mendidik tentu siaran televisi juga memiliki tayangan yang mendidik. Menurut penelitian skripsi yang dilakukan oleh salah satu Mahasiswa IPB terhadap ibu rumah tangga yang sering menonton tayangan sinetron religi menyimpulkan bahwa semakin sering Ibu rumah tangga di perkampungan menonton tayangan sinetron religius, semakin tinggi tingkat pengetahuannya mengenai nilai-nilai agama. Semakin sering Ibu rumah tangga muslimah memberikan tanggapan terhadap muatan cerita negatif dalam sinetron religius semakin mendorong tindakannya untuk dapat menghindari hal - hal yang tidak sesuai dengan nilai agama.[3]
Kesimpulan yang saya peroleh adalah, dengan demikian jelaslah bahwa media yang bernama televisi memiliki dampak yang luar biasa pada perilaku masyarakat Indonesia. Dibagian terakhir ini saya ingin menghimbau pada mereka yang menjadi tim kreatif, komisaris, penanggung jawab acara atau apapun jabatan anda yang bekerja atau memiliki media untuk segera menghentikan siaran yang tidak mendidik, mengajarkan kekerasan,serta tidak membangun karakter anak bangsa menjadi lebih baik. Jika anda tidak mampu melakukannya, segera lakukan hal-hal berikut:
- Hentikan tayangan berita tentang tawuran.
- Jangan pernah menyalahkan guru karena tidak mampu mendidik.
- Jangan salahkan pemerintah yang tidak menyediakan kurikulum yang baik.
- Jangan salahkan orang tua yang katanya tidak bisa memberikan bimbingan terhadap anak atau tidak bisa memberikan kasih sayang kepada anak ketika di rumah.
- Nur Alfiyah, Dua Bulan, 5 Siswa Tewas Karena Tawuran, http://www.tempo.co/read/news/2012/09/26/064432023/Dua-Bulan-5-Siswa-Tewas-Karena-Tawuran
- Bambang Sugiarto, Media Tontonan Sinema Elektronik Terhadap Moralitas Remaja, jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/91084149.pdf
- Farida Nurfalah, Pengaruh Tayangan Sinetron Religius Terhadap Perilaku Agama Ibu Rumah Tangga Muslimah, http://id.scribd.com/doc/79427517/sinetron
Tidak ada komentar:
Posting Komentar